Sunday, July 9, 2017

CURHAT : DIA ANAKKU...



Akhir-akhir ini sebelum tidur anakku suka bertanya dan memintaku menceritakan masa kecilnya...

Mama ceritain gimana waktu aku kecil...

Akupun mulai bercerita sambil membelai kepalanya... 

Aku bertanya-tanya apa yang dia pikirkan... hingga dia bertanya tentang masa kecilnya...

Aku merasa sedih... sambil bercerita... aku memikirkan waktu-waktuku yang hilang bersamanya...

Andai waktu bisa diputar kembali...

Akankah aku mengambil jalan yang berbeda...

Aku hanya bisa menceritakan waktu -waktu bersamanya yang aku tau...

Aku tidak bisa menceritakan perasaanku saat melihatnya mulai duduk pertama kali... mulai berjalan pertama kali...
Tanpa terasa air mataku mulai menetes...

Ini perasaan seorang ibu yang kehilangan waktu dua tahun bersama putrinya...

Dan aku belajar untuk membayar seluruh hutang waktuku...

Untung Tuhan masih menyayangiku...
Tuhan menghiburku...

Kenangan manis yang dia ingat adalah tentang aku... 

Dengan penuh semangat aku memberinya album yang aku buat...
Didalamnya terdapat banyak kenangan manis tentang masa kecilnya...

Aku tidak bisa menghapus maupun menambah kenangan masa kecil seorang anak... 

Tapi aku bersyukur kisahku tidak terulang...

Kenangan anakku tentangku indah...
Kami mengisi waktu bersama setiap hari...
Kami tertawa bersama-sama...
Pernah kami menangis bersama-sama...
Kami sering berpelukan... saling memberikan dukungan...
Saling memberi kekuatan...

Iya... dia anakku...
Duniaku...
Yang tidak akan ada seorangpun yang mengerti selain seorang "ibu".

Kadang dia menangis waktu aku marah...
Tapi dia tertawa untuk menghiburku setiap hari... 
Dia anak yang ceria... anak yang sangat kukasihi... kucintai...

Seiring waktu... dia mulai memahami hidupku... tidak jarang dia menghapus air mataku saat aku menangis...

Usianya baru tujuh tahun...
Tapi hidup membuat dia harus bersikap dan berpikir lebih dewasa dari anak-anak di usianya...

Mungkin ini nasib anak broken home...

Aku sedikit terkenang masa kecilku dan semua kenangan buruk semasa aku kecil...

Aku tidak ingin semua itu ada di ingatan anakku...

Setiap hari aku berusaha untuk mengajaknya berbicara dan memeluknya...

Dengan harapan dia akan mendapatkan kehangatan seorang ibu... dan itu cukup baginya...

Sejak kecil hingga kini dia suka tidur di pangkuanku... dan aku membelainya...

Tapi aku sadar...
Aku hanya berusaha memberikan apa yang tidak pernah aku dapatkan...

Tapi akhirnya aku kembali menangis...

Dari semuanya...
Ternyata kami memiliki kesamaan...

Aku dan anakku memiliki ayah yang ada dan tiada...

Aku pikir dia jauh lebih tidak beruntung dari aku... karena dia harus merasakannya sejak kecil.

Hatiku terluka saat dia berbicara seolah-olah normal kalau seorang ayah tinggal jauh dari dia...

Aku bingung saat sesekali dia bercerita kalau dia mendengar cerita papa teman-temannya...

Sampai akhirnya aku berkata...
Kalau dia berbeda... dan harus tetap bersyukur pada Tuhan... 

Dia menganggukan kepalanya... seperti orang dewasa... sambil berkata... papa udah mulai berubah mama...

Aku tidak ingin membunuh harapannya...
Tapi aku juga ingin dia melihat kenyataan...

Aku mengajaknya sekolah minggu...
Aku ingin dia mengenal cinta Tuhan melebihi cinta orang tuanya...

Kalau mamanya nga akan selalu ada untuknya...
Kalau papanya juga tidak akan selalu ada untuknya...
Tapi Tuhan selalu ada untuknya...

Dia anakku...
Banyak doa kupanjatkan untuk dirinya...
Untuk masa depannya...
Supaya tidak ada kepahitan seperti yang aku alami dihidupnya saat dia dewasa...

Dia anakku... teman hidupku...
Buah hatiku yang semakin hari semakin bertambah usia...

Dan aku tidak ingin kehilangan moment sekecil apapun lagi tentang hidupnya...

Karena waktu yang hilang tidak bisa kembali...
Dan aku mengajarkannya untuk percaya pada waktunya Tuhan...
Biar rencana Tuhan yang terjadi...



0 komentar:

Post a Comment

Sunday, July 9, 2017

CURHAT : DIA ANAKKU...



Akhir-akhir ini sebelum tidur anakku suka bertanya dan memintaku menceritakan masa kecilnya...

Mama ceritain gimana waktu aku kecil...

Akupun mulai bercerita sambil membelai kepalanya... 

Aku bertanya-tanya apa yang dia pikirkan... hingga dia bertanya tentang masa kecilnya...

Aku merasa sedih... sambil bercerita... aku memikirkan waktu-waktuku yang hilang bersamanya...

Andai waktu bisa diputar kembali...

Akankah aku mengambil jalan yang berbeda...

Aku hanya bisa menceritakan waktu -waktu bersamanya yang aku tau...

Aku tidak bisa menceritakan perasaanku saat melihatnya mulai duduk pertama kali... mulai berjalan pertama kali...
Tanpa terasa air mataku mulai menetes...

Ini perasaan seorang ibu yang kehilangan waktu dua tahun bersama putrinya...

Dan aku belajar untuk membayar seluruh hutang waktuku...

Untung Tuhan masih menyayangiku...
Tuhan menghiburku...

Kenangan manis yang dia ingat adalah tentang aku... 

Dengan penuh semangat aku memberinya album yang aku buat...
Didalamnya terdapat banyak kenangan manis tentang masa kecilnya...

Aku tidak bisa menghapus maupun menambah kenangan masa kecil seorang anak... 

Tapi aku bersyukur kisahku tidak terulang...

Kenangan anakku tentangku indah...
Kami mengisi waktu bersama setiap hari...
Kami tertawa bersama-sama...
Pernah kami menangis bersama-sama...
Kami sering berpelukan... saling memberikan dukungan...
Saling memberi kekuatan...

Iya... dia anakku...
Duniaku...
Yang tidak akan ada seorangpun yang mengerti selain seorang "ibu".

Kadang dia menangis waktu aku marah...
Tapi dia tertawa untuk menghiburku setiap hari... 
Dia anak yang ceria... anak yang sangat kukasihi... kucintai...

Seiring waktu... dia mulai memahami hidupku... tidak jarang dia menghapus air mataku saat aku menangis...

Usianya baru tujuh tahun...
Tapi hidup membuat dia harus bersikap dan berpikir lebih dewasa dari anak-anak di usianya...

Mungkin ini nasib anak broken home...

Aku sedikit terkenang masa kecilku dan semua kenangan buruk semasa aku kecil...

Aku tidak ingin semua itu ada di ingatan anakku...

Setiap hari aku berusaha untuk mengajaknya berbicara dan memeluknya...

Dengan harapan dia akan mendapatkan kehangatan seorang ibu... dan itu cukup baginya...

Sejak kecil hingga kini dia suka tidur di pangkuanku... dan aku membelainya...

Tapi aku sadar...
Aku hanya berusaha memberikan apa yang tidak pernah aku dapatkan...

Tapi akhirnya aku kembali menangis...

Dari semuanya...
Ternyata kami memiliki kesamaan...

Aku dan anakku memiliki ayah yang ada dan tiada...

Aku pikir dia jauh lebih tidak beruntung dari aku... karena dia harus merasakannya sejak kecil.

Hatiku terluka saat dia berbicara seolah-olah normal kalau seorang ayah tinggal jauh dari dia...

Aku bingung saat sesekali dia bercerita kalau dia mendengar cerita papa teman-temannya...

Sampai akhirnya aku berkata...
Kalau dia berbeda... dan harus tetap bersyukur pada Tuhan... 

Dia menganggukan kepalanya... seperti orang dewasa... sambil berkata... papa udah mulai berubah mama...

Aku tidak ingin membunuh harapannya...
Tapi aku juga ingin dia melihat kenyataan...

Aku mengajaknya sekolah minggu...
Aku ingin dia mengenal cinta Tuhan melebihi cinta orang tuanya...

Kalau mamanya nga akan selalu ada untuknya...
Kalau papanya juga tidak akan selalu ada untuknya...
Tapi Tuhan selalu ada untuknya...

Dia anakku...
Banyak doa kupanjatkan untuk dirinya...
Untuk masa depannya...
Supaya tidak ada kepahitan seperti yang aku alami dihidupnya saat dia dewasa...

Dia anakku... teman hidupku...
Buah hatiku yang semakin hari semakin bertambah usia...

Dan aku tidak ingin kehilangan moment sekecil apapun lagi tentang hidupnya...

Karena waktu yang hilang tidak bisa kembali...
Dan aku mengajarkannya untuk percaya pada waktunya Tuhan...
Biar rencana Tuhan yang terjadi...



0 komentar:

Post a Comment